POJOK GIZI #11: "Pilih ASI atau Susu Formula?"

PILIH ASI ATAU SUSU FORMULA?

Dewasa ini, banyak ibu yang memberikan susu formula kepada anaknya meskipun masih dalam masa pemberian ASI (0-2 tahun). Apakah hal ini baik untuk dilakukan? Untuk bayi berusia 0-6 bulan sangat dianjurkan untuk hanya mengkonsumsi ASI atau yang biasa disebut pemberian ASI eksklusif. ASI eksklusif atau lebih tepatnya pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang,pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim (Roesli, 2000). Pedoman inernasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup, pertumbuhan, dan perkembangan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya (Yuliarti, 2010).

Lalu, apa itu susu formula?
Susu formula adalah susu yang dibuat dari susu sapi atau susu buatan yang diubah komposisinya menyerupai air susu ibu (ASI), namun tidak bisa sama persis dengan ASI karena komposisi susu formula yang berasal dari susu sapi, yang hanya cocok untuk anak sapi (Pudjiadi 2002).
Pemberian susu formula diindikasikan untuk bayi yang karena sesuatu hal tidak mendapat ASI atau sebagai tambahan bila ASI jumlahnya tidak mencukupi. Penggunaan susu formula ini sebaiknya dengan meminta nasihat petugas kesehatan yang berkompeten agar penggunaannya tepat. Terlebih susu formula khusus seperti susu bayi prematur, susu formula kedelai, susu rendah / bebas laktosa, penggunaannya harus atas nasihat dokter (Nasar et al., 2005).

Secara umum susu formula dapat dikelompokan menjadi:
a)        Susu formula awal yaitu susu formula untuk bayi berrumur 0 -6 bulan
Susu formula ini dibuat dengan bahan dasar susu sapi dan komposisi zat gizinya dibuat komposisi yang mendekati ASI, namun meskipun dengan penyempurnaan yang dilakukan terus menerus, susu formula bukan merupakan duplikat ASI.
b)        Susu formula lanjutan yaitu untuk bayi berumur 6 - 12 bulan
Komposisi susu formula lanjutan tidak jauh berbeda denga susu formula awal, hanya saja kandungan protein, vitamin, dan mineralnya sedikit lebih tinggi yang disebabkan karena bertambahnya kebutuhan bayi.
c)        Susu formula growing up untuk anak berusia di atas 1 tahun
Susu formula growing up atau sering disebut GUM (Growing Up Milk) adalah susu untuk anak 1-3 tahun yang sudah difortifikasi sehingga kecukupan vitamin dan mineralnya sudah sesuai dengan kebutuhan anak berusia tersebut.
d)       Susu formula khusus
Merupakan susu formula yang ditujukan pada anak dengan kondisi tertentu. Beberapa jenis susu yang termasuk susu formula khusus antara lain susu formula prematur, susu rendah/bebas laktosa, susu formula kedelai, dan susu formula hipoalergenik.

ASI Vs Susu Formula
Tabel 1. Perbedaan kandungan ASI dengan susu formula
Nutrien
ASI
Susu formula
Lemak
-  Omega DHA, AA

-  Kolesterol

-  Lipase

-  Sesuai dengan kebutuhan bayi, berkurang seiring dengan bertambahnya usia
-  Tidak mengandung DHA
-  Tidak mengandung kolesterol
-  Tidak mengandung Lipase
-  Tidak dapat menyasuaikan
Protein
-  Tinggi kandungan air dadih (mudah dicerna)

-  Laktoferin (mengikat zat besi)

-  Lisosom

-  IgA
-  Tinggi kandungan dadih (lebih sukar dicerna)
-  Tidak mengandung laktoferin

-  Tidak mengandung lisosom
-  Tidak mengandung IgA
Karbohidrat
-  Laktosa (penting bagi pertumbuhan otak)
-  Kaya akan kandungan oligosakarida
-  Kurang kandungan laktosa
-  Kurang kandungan oligosakarida
Lain-lain
 Rasa bervariasi
Rasa tidak pernah berubah
(diadaptasi dari RCM, 2009)

Selain kandungan gizinya, ada beberapa hal yang membedakan ASI dengan susu formula, diantaranya:
a)        Harga dan ketersediaan
Susu formula tentunya lebih mahal jika dibandingkan dengan ASI dan tidak selalu tersedia karena tidak semua pedagang menjual susu formula yang dibutuhkan.
b)        Daya tahan susu
Susu formula yang disimpan dalam kulkas dapat bertahan selama 24 jam, namun dalam suhu ruangan hanya dapat bertahan selama tiga jam. Dibanding susu formula, ASI lebih tahan lama, yakni dapat bertahan selama 6-8 jam pada suhu ruang. Meski demikian, sebaiknya ASI diberikan empat jam setelah diperas. Jika tidak langsung diminum, sebaiknya ASI disimpan di kulkas. ASI yang disimpan di kulkas dapat bertahan selama delapan hari (Sutomo dan Anggraini, 2010).
c)        Kepraktisan
Jika dibandingkan dengan ASI, pemberian susu formula dapat dikatakan kurang praktis. Hal ini tentu saja karena ada berbagai hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah ketepatan takaran susu, suhu air, serta kebersihan susu dan botol.


Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa susu formula dapat digunakan sebagai pengganti ASI jika memang pemberian ASI tdak dapat dilakukan atau jumlah produksi ASI belum mencukupi kebutuhan. Namun dalam pemberian susu formula pada bayi hendaknya dipertimbangkan terlebih dahulu terutama pada bayi yang berusia 0 - 6 bulan karena pada usia tersebut sangat dianjurkan untuk pemberian ASI secara eksklus. (Alf)

Daftar Pustaka
Muaris, Hindah J. 2009. Hidangan Sehat untuk Ibu Menyusui. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Mustofa dan Prabandari.2010. Pemberian ASI Eksklusif dan Problematika Ibu Menyusui. Purwokerto: Jurnal Studi Gender dan Anak. Vol.5, No.2.
Nasar, Sri S, Aryono Hendarto, dan Hindah J. Muaris. 2005. Makanan Bayi dan Ibu Menyusui. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Pudjiadi,S. 2002.I lmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta: FKUI.
Pollard, Maria. 2015 ASI Asuhan Berbasis Bukti. Diterjemahkan oleh: E. Elly Wiriawan . Jakarta: EGC.
Shintia, Dwi. 2017. ”Antara Susu Formula dan Susu UHT”. KOMPAS,18 November 2017.
Sutomo, Budi dan Dwi Yanti Anggraini. 2010. Makanan Sehat Pendamping ASI. Jakarta: Demedia Pustaka.
Winarno, F.G. 1987. Gizi dan Makanan Untuk Bayi - Anak Sapihan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Yuliarti, Nurheti. 2010. Keajaiban ASI- Makanan Terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan, dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta: CV Andi.

Komentar