Dewasa ini, banyak ibu yang memberikan susu formula
kepada anaknya meskipun masih dalam masa pemberian ASI (0-2 tahun). Apakah hal
ini baik untuk dilakukan? Untuk bayi berusia 0-6 bulan sangat dianjurkan untuk
hanya mengkonsumsi ASI atau yang biasa disebut pemberian ASI eksklusif. ASI
eksklusif atau lebih tepatnya pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya
diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu,
air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang,pepaya,
bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim (Roesli, 2000). Pedoman inernasional
yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan
pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup, pertumbuhan, dan
perkembangan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya (Yuliarti, 2010).
Lalu, apa itu susu formula?
Susu formula adalah susu yang dibuat dari susu sapi atau
susu buatan yang diubah komposisinya menyerupai air susu ibu (ASI), namun tidak
bisa sama persis dengan ASI karena komposisi susu formula yang berasal dari
susu sapi, yang hanya cocok untuk anak sapi (Pudjiadi 2002).
Pemberian susu formula diindikasikan untuk bayi yang
karena sesuatu hal tidak mendapat ASI atau sebagai tambahan bila ASI jumlahnya
tidak mencukupi. Penggunaan susu formula ini sebaiknya dengan meminta nasihat
petugas kesehatan yang berkompeten agar penggunaannya tepat. Terlebih susu
formula khusus seperti susu bayi prematur, susu formula kedelai, susu rendah /
bebas laktosa, penggunaannya harus atas nasihat dokter (Nasar et al., 2005).
Secara
umum susu formula dapat dikelompokan menjadi:
a)
Susu formula awal yaitu susu formula untuk bayi berrumur 0 -6 bulan
Susu formula ini dibuat dengan bahan dasar susu sapi dan komposisi
zat gizinya dibuat komposisi yang mendekati ASI, namun meskipun dengan
penyempurnaan yang dilakukan terus menerus, susu formula bukan merupakan
duplikat ASI.
b)
Susu formula lanjutan yaitu untuk bayi berumur 6 - 12 bulan
Komposisi susu formula lanjutan tidak jauh berbeda denga
susu formula awal, hanya saja kandungan protein, vitamin, dan mineralnya
sedikit lebih tinggi yang disebabkan karena bertambahnya kebutuhan bayi.
c)
Susu formula growing up untuk anak berusia di atas 1 tahun
Susu formula growing up atau sering disebut GUM (Growing
Up Milk) adalah susu untuk anak 1-3 tahun yang sudah
difortifikasi sehingga kecukupan vitamin dan mineralnya sudah sesuai dengan
kebutuhan anak berusia tersebut.
d)
Susu formula khusus
Merupakan
susu formula yang ditujukan pada anak dengan kondisi tertentu. Beberapa jenis
susu yang termasuk susu formula khusus antara lain susu formula prematur, susu
rendah/bebas laktosa, susu formula kedelai, dan susu formula hipoalergenik.
ASI
Vs Susu Formula
Tabel
1. Perbedaan kandungan ASI
dengan susu formula
Nutrien
|
ASI
|
Susu formula
|
Lemak
|
- Omega DHA, AA
- Lipase
- Sesuai dengan kebutuhan
bayi, berkurang seiring dengan bertambahnya usia
|
- Tidak mengandung DHA
- Tidak mengandung
kolesterol
- Tidak mengandung Lipase
- Tidak dapat menyasuaikan
|
Protein
|
- Tinggi kandungan air dadih
(mudah dicerna)
- Laktoferin (mengikat zat
besi)
- Lisosom
- IgA
|
- Tinggi kandungan dadih
(lebih sukar dicerna)
- Tidak mengandung
laktoferin
- Tidak mengandung lisosom
- Tidak mengandung IgA
|
Karbohidrat
|
- Laktosa (penting bagi
pertumbuhan otak)
- Kaya akan kandungan
oligosakarida
|
- Kurang kandungan laktosa
- Kurang kandungan
oligosakarida
|
Lain-lain
|
Rasa bervariasi
|
Rasa tidak pernah berubah
|
(diadaptasi dari RCM, 2009)
Selain
kandungan gizinya, ada beberapa hal yang membedakan ASI dengan susu formula,
diantaranya:
a)
Harga dan ketersediaan
Susu formula tentunya lebih
mahal jika dibandingkan dengan ASI dan tidak selalu tersedia karena tidak semua
pedagang menjual susu formula yang dibutuhkan.
b)
Daya tahan susu
Susu formula yang disimpan
dalam kulkas dapat bertahan selama 24 jam, namun dalam suhu ruangan hanya dapat
bertahan selama tiga jam. Dibanding susu formula, ASI lebih tahan lama, yakni
dapat bertahan selama 6-8 jam pada suhu ruang. Meski demikian, sebaiknya ASI
diberikan empat jam setelah diperas. Jika tidak langsung diminum, sebaiknya ASI
disimpan di kulkas. ASI yang disimpan di kulkas dapat bertahan selama delapan
hari (Sutomo dan Anggraini, 2010).
c)
Kepraktisan
Jika dibandingkan dengan ASI, pemberian
susu formula dapat dikatakan kurang praktis. Hal ini tentu saja karena ada
berbagai hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah ketepatan takaran
susu, suhu air, serta kebersihan susu dan botol.
Dari penjelasan di atas
dapat kita simpulkan bahwa susu formula dapat digunakan sebagai pengganti ASI
jika memang pemberian ASI tdak dapat dilakukan atau jumlah produksi ASI belum
mencukupi kebutuhan. Namun dalam pemberian susu formula pada bayi hendaknya
dipertimbangkan terlebih dahulu terutama pada bayi yang berusia 0 - 6 bulan
karena pada usia tersebut sangat dianjurkan untuk pemberian ASI secara eksklus. (Alf)
Daftar
Pustaka
Muaris, Hindah J. 2009. Hidangan
Sehat untuk Ibu Menyusui. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Mustofa dan Prabandari.2010.
Pemberian ASI Eksklusif dan Problematika Ibu Menyusui. Purwokerto: Jurnal
Studi Gender dan Anak. Vol.5, No.2.
Nasar, Sri S, Aryono
Hendarto, dan Hindah J. Muaris. 2005. Makanan Bayi dan Ibu Menyusui.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Pudjiadi,S. 2002.I lmu
Gizi Klinis pada Anak. Jakarta: FKUI.
Pollard, Maria. 2015 ASI
Asuhan Berbasis Bukti. Diterjemahkan oleh: E. Elly Wiriawan . Jakarta: EGC.
Shintia, Dwi. 2017. ”Antara
Susu Formula dan Susu UHT”. KOMPAS,18 November 2017.
Sutomo, Budi dan Dwi Yanti
Anggraini. 2010. Makanan Sehat Pendamping ASI. Jakarta: Demedia Pustaka.
Winarno, F.G. 1987. Gizi
dan Makanan Untuk Bayi - Anak Sapihan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Yuliarti, Nurheti. 2010. Keajaiban
ASI- Makanan Terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan, dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta:
CV Andi.
Komentar
Posting Komentar